Pemimpin tertinggi Gereja Anglikan Inggris Rowan Williams mengakui syariah Isalam komprehensif. (Kaltim Post,Minggu 10 Feb 2008,Page 9 Mancanegara).London. Syariah Islam mendadak menjadi perbincangan kontroversi di negeri Ratu Elizabeth ini setelah Pemimpin tertinggi Gereja Anglikan Inggris Rowan Williams muncul dengan pernyataan yang mengemparkan dan menjunjung tinggi nilai Islam. Orang nomor satu di komunitas Gereja Anglikan itu mengatakan, adobsi sejumlah syariah Islam dalam dasar hukum Inggris adalah hal yang tak terhindarkan. Sebab, syariah Islam tidak banyak bertentangan dengan struktur dan pola kehidupan warga di negeri kerajaan itu. Williams mengakui bahwa syariah Islam mencakup aturan yang sangat lues namun komprehensif. Aplikasi dasar-dasar hukum Islam itu dalam struktur kenegaraan Inggris akan mampu mengatasi kohesi sosial yang sangat ini melanda bangsa kolonialis itu. Dia lantas mencontohkan tiap Muslim yang terlibat dalam sengketa pernikahan sampai financial dapat menemukan solusi pada syariah Islam. Hal itu, lanjutnya, menunjukan betapa lengkapnya Syariah Islam tersebut. "Ketergantungan Muslim terhadap Syariah harusnya dipahami dan diteliti lagi dengan baik," Ujar Williams. "Sebab, bagaimanapun juga jika pemerintah Inggris memaksakan untuk menerapkan suatu hukum untuk semua warganya maka justru akan lebih berbahaya," sambungnya. Namun, Williams juga menekankan bahwa tidak semua hal dalam syariah Islam layak untuk diadopsi. Misalnya hukum Islam yang memberikan sangsi tekas seperti hukuman potong tangan untuk pencuri dan aksi diskriminasi terhadap perumpuan."Yang patut diadopsi oleh Pemerintah Inggris adalah kemajemukan syariah yang mampu meng cover berbagai aspek hidup muslim, bukan yang lain," tegasnya. Williams kemudian mencontohkan pengadilan Yahudi Ortodoks yang telah dijalan para pengikut Kristen. Mekanisme hukum Yahudi Ortodoks itu terkenal dengan Visi keagamanan yang ketat dan konsep anti-Aborsinya. Serupa dengan hal itu, peradilan Syariah juga layak mendapatkan tempat didalam struktur hukum kenegaraan di Inggris. "Ide yang harusnya ditangkap adalah bagaimana caranya untuk menemukan cara yang lebih layak untuk menghormati Budaya dan komunitas beragama lain yang sudah berkembang di Inggris," tegasnya. Pernyataan kontroversial itu tak urung segera menuai protes dari berbagai kalangan dan politisi Nasional Inggris. Juru bicara perdana mentri (PM) Inggris Gordon Brown segera menyampaikan pernyataan yang terkesan menjaga jarak dengan issue sensitif tersebut."Bagaimanapun, hukum Inggris harus berlandaskan pada dasar-dasar hukum setempat," tegasnya. Menteri Kebudayaan Inggris Andy Burnham justru tak ingin setengah-setengah dalam menanggapi pernyataan Williams tersebut. Dalam wawancara stasiun Televisi BBC, Burnham langsung menembakan amunisinya serasa menuding bahwa pernyataan Williams itu salah besar. Resep yang dianjurkan petinggi Gereja Anglikan itu dinamainya "Resep untuk kekacauan Sosial" Pernyataan itu segera di amini oleh penganut aliran konservatif Inggris. Integrasi budaya dan Syariah Islam di Inggris menjadi sensitif sejak terjadi pengeboman tahun 2005 silam di London yang dilakukan oleh 4 Pelajar Muslim Inggris. Aksi Bom bunuh diri itu menwaskan sedikitnya 52 Orang lain yang berada dilokasi peledakan. Padahal, faktanya, saat ini, Inggris merupakan tempat tinggal bagi 1.6 juta Muslim yang merupakan 2.7% dari Populasi keseluruhan Negara kecil tersebut. Disisi lain, wacana Williams tersebut disambut baik Yayasan Ramadhon yang bergerak untuk mempromosikan perbaikan hubungan antara warga Muslim dan Non Muslim di Inggris. Ketua Yayasan itu, Muhammad Umar mengatakan tak mempercayai bahwa visi terhadap Islam sudah berkembang sedemikian pesat dan kontrit."Kami mengakui selama ini visi terhadap Syariah Islam sedikit salah dan kami siap untuk memperdebatkan fakta-faktanya jika diperlukan," ucapnya.
Minggu, 10 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar